Pertunjukkan Baru Akan Dimulai
Berawal dari ketidak sengajaan saya membaca situs web salah satu pemain Tim Nasional Indonesia yang saat ini menjadi ikon / maskot / legenda hidup yaitu Bambang Pamungkas (BePe) yang menginspirasi saya untuk menulis kata-kata yang menurut saya penting untuk sebagai pengingat atau sebuah cerita bagi saya atau orang lain. Di situs web om BePe tertulis kata-kata yang membuat saya terpelecut, kurang lebih kata-katanya seperti ini: "Jangan Pernah Berhenti Bermimpi...! mungkin suatu saat nanti mimpi kalian akan menjadi kenyataan" . Seuntaian kalimat motivasi semangat untuk orang-orang yang membacanya, saya pribadi setelah membaca kalimat yang sederhana ini menjadi teringat akan tujuan serta impian yang saya ingin gapai sejak dulu. Waktu masih duduk di bangku sekolah menengah, saya mempunyai tujuan serta impian menjadi seorang atlit sepak bola professional dengan tujuan utama ingin bertemu atau bahkan bermain bola bersama dengan om Bambang Pamungkas, om Ponaryo Astaman, serta om Isnan Ali. Mereka bertiga adalah sang isnpirator dan motivator saya dalam bermain bola karena mereka mempunyai suatu karakter yang berbeda tetapi saling melengkapi. Tetapi sayang, saat ini saya sudah merubah haluan tujuan hidup saya tidak lagi menaruh konsentrasi pada dunia si kulit bundar. Saat ini saya hanya berkonsentrasi pada pendidikan saya yang akan menjadi bahan bakar untuk perjalanan yang sangat panjang. Tapi, kalo ada kesempatan untuk bermain bola saya akan mencoba dan tidak akan menyampingkan pendidikan saya yang tengah berjalan ini.
Pada bulan desember 2010 lalu, saya bertemu dengan om Ponaryo Astaman dalam laga amal untuk Wasior saat Sriwijaya fc melawat ke GOR Bekasi melawan Persipasi fc, saat itu saya merasa beruntung karena dapat melihat secara jelas (berhadapan langsung dan jarang bisa terjadi) saat dia melangkahkan kakinya dengan santainya (karena hanya laga silahturahmi) sambil tersenyum khas nya berdua dengan Bang Boby Satria masuk kedalam stadion untuk bersiap melakukan uji coba lapangan serta pemanasan sebelum bertanding. sebuah kejadian yang mengesankan yang takkan terlupakan. Saya bisa merasakan bagaimana atmosfer seorang pemain ber-label bintang menunjukkan aksinya, itulah yang saya rasakan ketika om Budi Sudarsono berdiri di tengah lapangan seolah ingin menyapa semua penonton yang hadir. Tinggal 2 orang lagi belum berjumpa yang menjadi motivator saya, mungkin dilain kesempatan saya dapat berjumpa dengan mereka semua.
Setelah bercerita dengan pengalaman saya selama ini, membuat saya lupa akan tujuan saya menulis di blog pribadi saya ini. Mungkin ke-3 inspirator & motivator saya mempunyai impian besar yang mungkin saat ini sudah dicapai atau belum tercapai. Sama hal-nya dengan mereka, saya juga mempunyai impian yang besar yang ingin saya capai. Logo perusahaan impian, kendaraan impian bahkan wanita impian merupakan suatu hal yang merupakan tidak mudah untuk di relisasikan jika, saya hanya terbuai akan indahnya mimpi tanpa tindakan yang konsisten dilakukan. Sampai saat ini saya masih tertarik oleh suatu perusahaan farmasi terbesar di indonesia, perusahaan sudah tidak asing lagi bagi saya karena sejak kecil sudah mendengar sekelumit perjalanan panjang dari awal merintis hingga menjadi produsen infus, minuman dan obat-obatan terbesar di nusantara ini. Mungkin saat ini saya belum pantas menjadi bagian dari mereka tapi, suatu saat saya akan menjadi salah pemeran dari cerita perusahaan tersebut.
Pada saat saya berdiskusi ringan dengan kedua orang tua saya (suatu kebiasaan yang dilakukan didalam rumah) Bapak saya pernah berbicara seperti ini: " Mas, kalo punya angan-angan itu yang tinggi sekalian, punya mobil , rumah mewah, jabatan. Jangan mengikuti apa yang bapak punya sekarang tetapi lebih dari ini semua.." (kebetulan waktu itu tetangga sebelah baru beli motor gress). Setiap kali mendengar dan mengingat kata-kata itu, membuat saya semangat karena yang berbicara itu bukan orang yang biasa bagi saya. Dia adalah orang yang menggembleng saya sejak kecil sehingga mental terbentuk lumayan kuat untuk mengarungi hidup yang keras dan tak ada kepastiannya.
Sosok wanita bagi hidup saya sangatlah penting contohnya, Ibu saya yang selalu bisa menempatkan dirinya menjadi sosok penting dalam pembentukkan karakter saya hingga menjadi saat sekarang ini yang selalu berusaha mengasihi yang terbaik dengan arif atau bijaksana (sesuai dengan nama saya..hehehehe). Banyak teman, saudara yang menanyakan "Siapa pacar/cewek nya sekarang??, saya menjawab : alhamdulillah belum ada... "masa nggak ada??" saya menjawab: Beneran.. kalo nggak percaya tanya aja temen -temen saya,, kalo ada cewek yang ngaku pacar saya bawa kesini..hehehehe. Itulah kata-kata yang selalu saya terima dan saya anggap suatu ungkapan perhatian seseorang akan diri saya. Buat saya, seorang pacar atau cewek adalah sebuah pemanis agar lebih berwarna dan semangat dalam menjalani kehidupan tetapi, untuk saat ini saya tidak memaksakan diri untuk memiliki pacar karena saya merasa masih banyak hal yang harus saya selesaikan. Bukan berarti saya tak punya kemampuan untuk memiliki seorang atau bahkan dua, tiga, empat dst teman dekat (pacar) dan juga bukan tak laku dipasar bursa cowok impian para cewek (hahahahaha). Pernikahan menurut saya suatu hal yang sakral karena saya bersepakat dengan diri saya bahwa, saya akan menikah apabila sudah mapan dalam berdiri, artinya sudah siap mental menjadi orang tua, penghasilan tetap, tempat tinggal, serta memiliki wanita yang juga sama siapnya seperti saya. Sosok wanita impian saya selama ini yaitu: seagama (soleha), putih (kulitnya), menarik (kepribadiannya), pandai menempatkan posisinya, sopan (tingkahnya), santun (ucapannya), ke-ibuan, bisa menjaga kehormatannya, asal muasal keluarganya (silsilah, kata orang jawa,hehehehe).. itu saja, contoh: Winda Khair-lah..hehehehe (itu contoh).. Inilah kata -kata yang akan menjadi pengingat saya untuk terus konsisten dengan tujuan utama hidup saya selama ini. Mohon maaaf kalo ada yang kurang berkenan dalam tulisan yang saya buat. Sampai berjumpa lagi dalam tulisan selanjutnya..Bye>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar