My Slide

BLOG PRIBADI SAYA

SEMOGA ANDA BERKENAN MEMBACANYA

Jumat, 29 Maret 2013

tugas bahasa indonesia 2#





PENALARAN


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar. Yaitu dengan Metode Induktif dan Metode Deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya.
-          Metode penalaran induktif 
adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual pula. Metode Penalaran Induktif memiliki 3 bentuk, yaitu :
-       Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.Contoh : 
  • Jika berhasil juara, Walcott akan senang. 
  • Jika berhasil juara, Giroud akan senang. 
  • Jika berhasil juara, Cazorla akan senang. 
  • Jika berhasil juara, para pemain Arsenal akan senang.      
 Generalisasi sendiri terdiri dari 2 macam. Yaitu Generalisasi Sempurna dan Generalisasi Tidak Sempurna.
  1. Generalisasi Sempurna adalah Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : Sensus Penduduk
  2. Generalisasi Tidak Sempurna adalah Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh :
-       Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
a.     Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
b.    Meramalkan kesamaan
c.     Menyingkapkan kekeliruan
d.    Klasifikasi

Contoh : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
-       Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam – macam Hubungan Kausal :
a.     Sebab – Akibat, contoh: Pepe Reina mencetak gol ke gawang sendiri sehingga mengakibatkan Liverpool kalah.
b.    Akibat – Sebab, contoh: Dono tidak dapat mengikuti ujian karena tidak memakai seragam sekolah.
c.     Akibat – Akibat, contoh: Ayah melihat Bruno tergeletak di depan rumah, sehingga ayah beranggapan bahwa Bruno sedang tidur. 
1  Metode Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan, yaitu premis mayor dan premis minor dan sebuah kesimpulan. Berikut ini bentuk – bentuk Silogisme : 
2  Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik, demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid. Contoh Silogisme Kategorial :
  • (P. Mayor)     Finalis Indonesian Idol memiliki suara yang bagus.
  • (P. Minor)      Sean adalah salah satu finalis Indonesian Idol.
(Kesimpulan) Sean memiliki suara yang bagus. 
3.  Silogisme Hipotesis
Argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecendent atau term konsekwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotesis tidak memiliki premis mayor maupun premis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada konklusi, sedangkan premis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
a) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
  • Jika hujan , saya naik becak
  • Sekarang Hujan .
  • Jadi saya naik becak.
b) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
  • Bila hujan, bumi akan basah
  • Sekarang bumi telah basah .
  • Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotesis yang premis Minornya mengingkari antecendent, seperti :
  • Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan timbul .
  • Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
  • Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti:
  • Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
  • Pihak penguasa tidak gelisah
  • Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar